Konsep Damai Secara
Umum
Konsep damai membawa konotasi yang positif; hampir tidak ada
orang yang menentang perdamaian; Perdamaian dunia merupakan tujuan utama dari
kemanusiaan. Beberapa kelompok, berpandangan berbeda tentang apakah damai itu,
bagaimana mencapai kedamaian, dan apakah perdamaian benar-benar mungkin
terjadi.
Damai memiliki banyak arti: arti kedamaian berubah sesuai
dengan hubungannya dengan kalimat. Perdamaian dapat menunjuk ke persetujuan
mengakhiri sebuah perang, atau ketiadaan perang, atau ke sebuah periode di mana
sebuah angkatan bersenjata tidak memerangi musuh. Damai dapat juga berarti
sebuah keadaan tenang, seperti yang umum di tempat-tempat yang terpencil,
mengijinkan untuk tidur atau meditasi. Damai dapat juga menggambarkan keadaan
emosi dalam diri dan akhirnya damai juga dapat berarti kombinasi dari definisi-definisi
di atas.
Konsepsi damai setiap orang berbeda sesuai dengan budaya dan
lingkungan. Orang dengan budaya berbeda kadang-kadang tidak setuju dengan arti
dari kata tersebut, dan juga orang dalam suatu budaya tertentu.
Konsep Damai Menurut
Islam
Kita mengetahui bahwa pokok utama ajaran Islam adalah DAMAI,
perdamaian, sejahtera, salam. Dengan demikian maka logikanya adalah bahwa siapa
saja yang mengaku dirinya pemeluk ISLAM, haruslah ia menjadi pribadi yang
damai. Kalau tidak dapat berprilaku damai berarti ada yang tidak tepat dalam
pemahaman atau pengamalan agamanya. Memang, dimana-mana ada saja (walau
segelintir orang yang mengaku dirinya Islam) yang melakukan kejahatan,
kekacauan, kerusuhan, yang merusak, merugikan (orang lain, masyarakat, atau
negara seperti pungli, korupsi, kolusi, sogok, kronisme, nepotisme dan
sejenisnya. Semua prilaku buruk ini adalah sangat bertentangan dengan ajaran
Islam yang kita yakini. Prilaku oknum-oknum tersebut telah merusak kehidupan
damai yang kita semua citakan dan perjuangkan sejak dahulu kala.
Melihat kenyataan tersebut marilah kita berusaha memahami,
meyakini, memperjuangkan, dan selanjutnya mengamalkan ajaran mulia tersebut
demi untuk kemaslahatan hidup kita terutama di dunia ini, yang juga akan
menjadi bekal untuk kehidupan akhirat nantinya. Ajaran tersebut bertumpu pada
IMAN DAN ‘AMAL. Benar-benar yakin bahwa inti ajaran Islam adalah pembawa damai,
dan seraya mengamalkannya dengan sepenuh hati oleh pemeluknya. Itulah beberapa
hal sebagai inti ajaran Islam yang menganjurkan kita untuk memedomaninya agar
kita dapat hidup damai sesuai dengan ajaran agama kita, agama Islam. Ihdina
as-shirata al-mustaqim. Dari apa yang telah diuraikan tadi dapatlah diambil
natijah nya bahwa inti ajaran Islam yang dipelopori oleh Nabi Muhammad saw
adalah untuk berbuat dan menciptakan aman, damai, selamat, sejahtera, yang
perlu direalisasikan baik oleh pribadi, dalam keluarga, masyarakat, bangsa maupun
dengan komunitas dunia. Kita semua dimintakan untuk yang paling pokok adalah
me-yakini-nya.
Dari keyakinan tersebut akan membuahkan sikap, yang dapat
disimpulkan dalam aksi seperti mematuhi aturan, yang tertulis, yang tidak
tertulis (adat yang ma‘ruf), saling menghormati, berlomba dalam berbuat
kebaikan, sadar sebagai “pewaris Nabi” untuk menunjukkan uswah hasanah,
menghargai perbedaan, maling memberi ma‘af dan bertanggung jawab.
Untuk itu para pemimpin, umara’, ‘ulama’, dalam tingkatan
manapun, di keluarga, masyarakat, pemerintahan, adalah adalah pewaris Nabi.
Beliau semua adalah model panutan masyarakat dan bangsa masa kini.
Ketidaksediaan atau ketidakmampuan mereka-mereka itu bersikap sebagai teladan
akan membuahkan konflik, dalam berbagai kalangan, baik di rumah tangga, ataupun
dalam negara.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar