Dalam suatu hikayat cerita,
terdapatlah orang-orang yang mengaku dirinya hebat dan mulia. Mereka naik suatu
kapal yang dianggap megah dan mampu membawa meraka ke suatu tujuan di seberang
sana. Dalam kapal itu naik juga seorang yang biasa saja akan tetapi memiliki
keyakinan dan meyakini sang maha pencipta Alla SWT, sebut saja namanya Nasrudin. Singkat cerita setalah
mengarungi samudera yang luas dengan banyaknya terpaan badai ,Kapal tampaknya
mulai tenggelam.
Para penumpang yang sebelumnya menertawakan peringatan Nasrudin yang
meminta mereka agar bersiap-siap untuk kehidupan akhirat, mulai berlutut dan
berteriak-teriak minta tolong. Mereka berdoa, mereka berjanji untuk berbuat
sebanyak mungkin kebajikan jika mereka selamat.
"Teman-teman!" teriak Nasrudin.
"Jangan boros dengan kata-kata bagus itu. Percayalah! Aku melihat
daratan!" "Hah?" semua penumpang membelalak.
"Apa? Apakah kalian tidak jadi
meneruskan tobat dan berbuat baik?" tanya Nasrudin.
Wahai sababat, begitu mudahnya kita
melupakan ucapan kebaikan dan nasehat seseorang yang mengajak kedalam kebaikan,
dekat kepada Allah. Begitu gampangnya juga kita mengumbar mulut kita yang busuk
tampa kita sadari kita telah mengumpat diri kita sendiri pula dan kebejatan
diri kita. Begitu susahnya kita buat konsisten dalam berbuat kebaikan meratapi
diri kita dan melupakan janji kita kepada Allah, semoga kesombongan , kenaifan
dan Rusaknya diri kita kembali mendapat bimbingan menemukan jalan buat kembali
kejalan-Nya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar