Istighfar itu indah, mengharukan, namun kadang juga memilukan,
menggetarkan tapi bisa menyejukkan. Model istighfar apa pun yang anda
ucapkan, sangat berarti bagi waktu yang anda lalui. Tak bisa dibayangkan
jika dalam kehidupan ini tidak ada istighfar.
Berjuta-juta dan bahkan bermilyar bibir dengan jantung yang berdetak,
selalu ada gerbang istighfar bagi mereka yang kembali, ketika menyadari
lepasnya orbit keniscayaan hamba. Bahwa setiap hamba sesungguhnya
menyembulkan sifat dan watak, bila disadari watak nalurinya, pasti ia
beristighfar.
Lalu istighfar menghantar kita untuk bergandeng tangan dengan Sang
Rasul, demi menuju Hadhirat Ilahi, kembali bertauhid di sana, di
hamparan luas taubat kita. Dari pendosa sampai para Kekasih dan para
Nabi, mengibarkan panji Istighfar dengan penuh kebanggaan, karena
menghampiri Panggilan KasihNya. Sebab jika karena bukan ampunanNya yang
mengguyurkan rahmat, pastilah tak terbesit untuk bertaubat.
Istighfar itulah Alunan Ilahi penuh ampunan, yang sudah semestinya
disongsong dengan konser kebahagiaan penuh tasyakkuran. Berarti harapan
yang tiada tara di masa depan untuk berduyun memasuki GerbangNya. Tak
henti-hentinya, menghantar sekaligus menyambut.
Karena Istighfar telah menembus lapisan-lapisan keangkuhan,
kesombongan, egoisme dan kekelaman. Lebih dari itu, Istighfar
mengingatkan kita, betapa fananya diri kita, betapa hambanya sosok kita,
betapa hina dina, fakir dan tak berdayanya kita.
Istighfar adalah angin yang menghembus debu-debu kita, menuju Sang
Pencipta. Karena CahayaNya terus merindu dalam nyanyian sholawatNya pada
sang Kekasih, agar kita pun menggairahkan cinta pada KekasihNya, dalam
jejak-jejak panjang penuh perjuangan.
sumber :
http://sufinews.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar